Selasa, 15 November 2011

Makalah Manajemen : Pengaruh Sistim Informasi Pada Pengambilan Keputusan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Saat ini peranan system informasi  (SI) sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Kemajuan teknologi yang begitu pesatnya semakin menambah peranan system informasi di segala bidang. Mulai dari bidang pendidikan hingga bisnis dalam suatu perusahaan atau organisasi. Semuanya menggunakan system informasi untuk mendukung sebagian maupuns seluruh kegiatan mereka.
System informasi bukan hanya diperlukan oleh  perusahaan berskala besar dalam suatu bisnis, tetapi juga system informasi digunakan dalam perusahaan berskala sedang maupun kecil dalam dunia bisnis.  Informasi merupakan kinci berkembangnya suatu perusahaan atau organisasi. tanpa adanya informasi, maka perkembangan suatu perusahaan akan menjadi kurang baik.
            Tujuan system informasi itu sendiri adalah untuk mendukung kegiatan operasi bisnis suatu perusahaan, mendukung keperluan managerial, dan juga mendukung keunggulan strategis dalam organisasi. Jadi sudah sewajarnya teknologi digunakan oleh semua pihak dalam menjalankan kegiatan perusahaan dalam dunia bisnis. Dalam perusahaan, system informasi digunakan baik dibidang pemasaran, produksi, keuangan maupun dibidang lain dalam organisasi. seperti dalam pemasaran, system informasi sangat mendukung dalam menentukan segmentasi. Positioning dan juga targeting.  Bidang  keuangan juga berkaitan erat dengan dengan sistem informasi, dimana proses produksi dapat dilakukan dengan informasi dari pemasaran, dan bidang keuangan menyediakan dana untuk proses produksi yang telah direncanakan.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah timbul karena adanya tantangan kesangsian ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal ataupun fenomena, adanya halangan dan rintangan, baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada maupun yang aka ada,
Masalah merupakan suatu keadaan atau pernyataan yang menyatakan adanya penyimpangan atau perbedaan antara realisasi dengan rencana yang dapat menggangu jalan nya operasi perusahaan, sehingga membutuhkan suatu pemecahan gar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Maka berdasarkan pernyataan diatas, permasalahan yang timbul dalam peranan system informasi dalam pengambilan keputusan dapat disimpulkan. “Seberapa penting peranan system informasi dalam pengambilan keputusan”.

1.3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan masalah system informasi dalam pengambilan keputusan ini adalah untuk mengetahui, sejauh mana perusahaan dapat berkembang dan dapat mempertahankan bisnisnya dengan dengan adanya system informasi yang diterapakn dalam organisasi untuk pengambilan keputusan perusahaan ataupun organisasi.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Sistem Informasi
Sistem Informasi Terdiri dari dua kata yaitu Sistem dan Informasi. Sistem sendiri berarti gabungan dari beberapa sub sistem yang bertujuan untuk mencapai satu tujuan. Informasi berarti sesuatu yang mudah dipahami oleh si penerima. Sistem Informasi memiliki makna sistem yang bertujuan menampilkan informasi. Pada jaman dahulu sebelum sistem computer ada maka sistem informasi ini telah lebih dahulu ada dan berjalan dengan baik. Komponen/blok masukan merupakan blok sistem informasi yang bertugas menangkap (capturing) terhadap data data dari luar sistem informasi. Blok masukan inilah yang bertugas melakukan konversi data dari yang bentuknya alamiah manjadi data yang dapat diwakili dalam bentuk digital yang kemudian diklasifikasikan ke dalam salah satu tipe data yang tersedia.
Menurut John F. Nash (1995:8) Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting,proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantumanajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
            Sedangkan menurut Henry Lucas (1988:35) Sistem Informasi adalah Suatu kegiatan dari prosedurproseduryang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.
            Menurut John F.Nash dan Martil B.Robert (1988:35) Sistem Informasi adalah kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi pentingm, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal.
            Dari ketiga pengertian sitem informasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen, operasi perusahaan dari hari ke hari dan informasi yang layak untuk pihak luar perusahaan.
            Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:950) disebutkan bahwa sistem mempunyai dua pengertian; (a) Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; dan (b) Susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya.
            Sistem Informasi (SI) memegang peranan yang cukup penting Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Hampir di seluruh sektor bisnis di dunia ini menggunakan sistem informasi di perusahaan mereka. Bukan hanya itu mereka pun selalu berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menggembangkan sistem informasi yang digunakan di perusahaan mereka. Hal tersebut disebabkan karena sistem informasi memegang peranan yang cukup penting dalam bisnis mereka. Adapun peranan dan fungsi utama dari sistem informasi adalah :
  1. Mendukung Operasi Bisnis . Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistim informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistim Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting .
  2. Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial. Sistim informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
  3. Mendukung Keunggulan Strategis. Sistim informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar.
2.1.2 Pengambilan Keputusan
            Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.  
Pengambilan keputusan adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.


2.1.3. Peranan Sistem Informasi Dalam Pengambilan Keputusan
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan  akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.
Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, Sistem Informasi Manajemen terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
 
a.      Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan
Adapun langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Mengenali Suatu Masalah
            Proses pengambilan keputusan berawal dari adanya masalah, atau lebih tepatnya kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang dikehendaki. Mengenali masalah dengan efektif tidak lah mudah atau sepele manajer dapat mengenali masalah dengan baik jika mereka memahami tiga sifat masalah:
·         Harus sadar terhadap masalah,
·         Berada dalm tekanan untuk bertindak.
·         Memiliki sumberdaya yang diperlukan untuk bertindak.
2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan
            Setelah manajer mengidentifikasi masalah yang membutuhkan perhatian, kriteria keputusan yang penting untuk memecahkan masalah tersebut harus diidentifikasi. Artinya, para manajer harus menentukan apa yang relevan dalam pengambilan keputusan.
3. Mengalokasikan Kriteria
            Kriteria yang diidentifikasi tidak semuanya sama penting, oleh karena itu para pengambil keputusan harus memberi bobot kebutir-butir tersebut untuk memberinya prioritas yang tepat dalam pengambilan keputusan.
4. Menyusun Alternatif
            Dari masalah pengambil keputusan menyusun alternatif-alternatif yang mungkin sebagai salah satu keputusan.
5. Menganalisis Alternatif
            Setelah alternatif-alternatif itu teridentifikasi pengambil keputusan secara kritis menganalisis masing-masing alternatif. Yaitu dengan cara mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dari masing-masing alternatif tersebut.
6. Memilih Sebuah Alternatif
            Dari alternatif-alternatif yang telah diidentifikasi, alternatif yang terbaik akan dipilih.
7. Mengimplementasikan Alternatif Terpilih
            Alternatif yang terpilih diterapkan menjadi sebuah tindakan. Implementasi mencakup penyampaian keputusan itu kepada orang-orang yang berpengaruh dan mendapatka komitmen mereka atas keputusan tersebut.
8. Mengevaluasi Keefektifan Keputusan
            Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan mencakup menilai hasil keputusan tersebut apakah masalah telah teratasi atau tidak. Jika masalah itu ternyata masih ada, manajer harus memperkirakan apa yang keliru.
           
b.      Pengelolaan Informasi Oleh Manager
Adapun pengelolaan informasi yang dilakukan manajer dalam mengambil keputusan dapat diterapkan dengan beberapa hal:
·         Manajer harus memastikan apakah data sudah terkumpul atau belum, dan apabila data tersebut sudah terkumpul maka digunakan dalam kegiatan organisasi atau perusahaan
·         Manajer harus dapat memastikan informasi dapat diterima manajer tingkat menengah,manajer tingkat bawah dan karyawan sehingga dapat dimanfaatkan dalam kegiatan organisasi dengan baik
·         Manajer membuang informasi yang tidak berguna dengan mengganti informasi yang dapat dipercaya dan akurat.
Disisi lain dapat dijelaskan fungsi informasi yang dikelolah manajer dalam mengambil keputusan yaitu:
-           menambah pengetahuan,
-          mengurangi ketidak pastian,
-          mengurangi resiko kegagalan,
-          mengurangi keanekaragaman data yang tidak diperlukan
-          ,memberikan aturan,ukuran dan keputusan yang terarah.



Selain penjelasan datas, terdapat pula dukungan system informasi terhadap pengambilan keputusan menurut kegiantanya, antara lain :
1.      Kegiatan Intelijensi (intelligence activities).
Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menyelidiki atau pencarian lingkungan serta mengenali peristiwa-peristiwa dan kondisi keperluan pengambilan keputusan. Peranan system informasi adalah mencari dan menyaring lingkungan organisasi baik dari dalam maupun dari luar untuk menunjukan adanya peluang atau ancaman.
2.      Kegiatan Perancangan (design activities)
Merupakan untuk mengembangkan dan mengevaluasi akternatif serta jalanya tindakan. Peranan informasi adalah membantu untuk menghailkan dan mengevaluasi alternative keputusan. Pencarian alternative solusi dapat menggunakan model optimalisasi dengan program linear. Hal ini bertujuan agar dapat menghemat tenaga dan waktu dalam pencarian solusi.
3.      Kegiatan Pemilihan (choice activities)
Peranan dari system informasi adalah untuk membantu terhadap penekanan dan prioritas alternative  keputusan dan menyediakan umpn balik terhadap implementasi keputusan. Model keputusan yang mendukung tahapan ini adalah model keputusan perangkat statistic, analisis sensitivitas, dan prosedur pemilihan.

Bedasarkan tingakatan manajer, kebutuhan informasi berbeda setiap tingkatanya. Dimana manager  tingkat atas membutuhkan informasi yang berasal dari lingkungan eksternal untuk menyelesaikan masalah tidak terstruktur atau keputusan strategik. Manager tingkat menengah menbutuhkan informasi yang berasal dari lingkunan internal dan eksternal untuk membuat keputusan semiterstruktur. Sementara manager tingkat bawah membutuhkan informasi yang berasal dari lingkungan internal untuk membuat keputusan terstruktur.

Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
1. Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas.
Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama di tingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau pada situasi yang tidak terstruktur.
2. Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna).
Manajemen di sini di dorong untuk bagaimana mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, yaitu:
1. untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
2. untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
3. untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.
Banyak sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah:
1.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS).
2.      Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-SupportSystems(GDSS).
3.      Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-SupportSystems(ESS).
4.      Sistem Pakar/Expert System
Keempat sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan keputusan tertentu.
Terdapat beberapa hal yang membuat perhatian terhadap informasi semakin tinggi, yaitu :
1.      Lingkungan bisnis yang semakin kompetitif yang melibatkan munculnya ekonomi global, perkembangan teknologi, dan batas waktu yang singkat.
2.      Kemampuan computer ang semakin meningkat.
3.      Perkembangan internet, globalisasi perdagangan, yang akan meningkatkan system informasi dalam bidang manajemen dan bisnis.
4.      Penggunaan system informasi megoptimalkan dalam proses pengambilan keputusan, seperti peningkatan produktivitas, menghemat biaya dan waktu.


BAB III
KESIMPULAN

            Berdasarkan pembahasan diatas, kami mengambil kesimpulan antara lain :
  • Setiap tingkatan manajer membutuhkan sumber informasi yang berasal dari lingkungan berbeda-beda.
  • Karena jenis masalah yang berbeda sehingga cara mengambil keputusan berbeda dan metode yang dilakukan untuk membuat keputusan berbeda. Hal ini disebabkan ketika mengidentifikasi masalah, terlebih dahlu membuat prioritas masalah.
  • Dengan adanya lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka system informasi akan sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Oleh karenanya manager harus peka terhadap informasi dan selalu berusaha mendapatkan informasi yang terbaru dan tercepat dengan pengembangan model-model pengambilan keputusan.









DAFTAR PUSTAKA



P, Majar.2009. pengaruh system informasi terhadap keputusan,(Online) (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2103425-pengaruh-system-informasi-pengambilan-keputusan/#ixzz1YnDacfIG, diakses 24 september 2011)
Robins, steven P/Coulter, Mary, Manajemen: adisi kedelapan/jilit 1. Sandieago State University. Indeks
Ismail, zeno, Wikipedia ; pengertian keputusan. (online) (http://zenoiskandar.files.wordpress.com/2009/05/52-pengertian-sistem-informasi, diakses 25 september 2011.)



Makalah : Determinan kualitas jasa pariwisata


BAB I
PANDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang
            Berwisata saat ini tidak lagi dipandang sebagai kebutuhan yang tersier, meliankan kebutuhan primer. Berbagai faktor dapat mempengaruhi seseorang untuk mengadakan perjalanan. Kebanyakan orang bepergian atau berwisata dengan tujuan untuk bersenang – seanang seperti tujuan wisatawan pada umumnya. Tetapi tidak jarang orang memanfaatkan waktunya untuk bersenang – seanang sekaligus menambah wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan tentang sesuatu hal. Dengan kata lain mereka datang ke suatu tempat tidak saja hanya untuk melihat – lihat tetapi memiliki tujuan yang lebih dari itu, yaitu sesuatu yang berharga yang tidak mungkin didapatinya di tempat asalnya. Jadi Perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor dari dalam (diri sendiri) seperti kesehatan pendidikan, keuangan, dan faktor dari luar (apa yang ada di derah tujuan) seperti iklim, letak geografis, special event, dan lain sebagainya.
            Pada suatu jasa diuji dalam setiap penyajian dan pelayanan jika suatu objek tidak mampu memberikan apa yang diharapkan pelanggan, maka pengunjung akan berpikir dua kali untuk datang berwisata.
Pengunjung menciptakan harapan mereka dari pengalaman masa lalu, cerita dari mulut ke mulut dan iklan. Jika pengunjung merasa tidak puas dengan apa yang ada pada objek wisata sipiso-piso maka merka akan kecewa. Kekecewaan itu akan menimbulkan beberapa kemungkinan taitu tidak menceritakan pengalamannya berwisata di tempat itu atau menceritakan keburukan dan kebobrokan yang akan mengakibatkan calon pengunjung akan merasa enggan untuk berwisata ke sipiso-piso.
           
Sumatera utara juga memiliki banyak objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan. Salahsatunya adalah objek wisata sipiso-piso yang terletak di kabupaten karo. Objek wisata ini khas dengan airterjun nya yang indah dan mengesankan untuk dinikmati.
            Keindahan dan kelestarianya cukup membuat para wisatawan merasa puas jika melakukan wisata ke tempat ini. Hanya masih banyak wisatawan yang berasal dari masyarakat lokal maupun luar yang belum  mengenalnya. Hal ini diakibatkan kurangnya kepedulian masyarakat dan pemerintah setempat bahwa pariwisata tersebut dapat meningkatkan pembangunan di daerahnya. Hal ini jelas terlihat dari detrminan kualitas jasa pariwisata yang diberikan masih sangat memprihatinkan.

1.2.  Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana meningkatkan determinan kualitas jasa pada objek wisata sipiso-piso?
2.      Adakah determinan kualitas jasa yang dominan yang dapat dilakuakan untuk mengembangkan objek wisata sipiso-piso?

1.3.  Tujuan Penulisan Makalah
            Adapuan tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk meningkatkan determinan kualitas jasa pada objek wisata sipiso-piso.
2.      Untuk mengetahui apakah ada determinan kualitas jaya yang dominan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan objek wisata sipiso-piso.








1.4.  Sistematika Penulisan
            Makalah ini ditulis atas lima tahap, diantaranya :
Bab I : Pendahuluan, yang menjelaskan alasan pemilihan judul dan mengapa objek wisata sipiso-piso perlu dikembangkan.
Bab II : Teory dan Implementasi, yang memaparkan pengertian-pengertian dan pustaka yang mendukung dalam penulisan makalah dan menjelaskan bagai mana mengimplementasikanya dalam judul yang telah dipilih.
Bab III : Deskripsi, menggambarkan bagaimana keadaan dan kondisi objek wisata sipiso-piso.
Bab IV : Pembahasan , membahas dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada rumusan makalah.
Bab V : Penutup, memberikan kesimpulan dan saran-saran dari objek yang telah diteliti.

            `















BAB II
TEORI DAN IMPLEMENTASI

2.1. Teori Kepustakaan
2.1.1. Pengertian Pariwisata
Ada banyak ahli yang mendefinisikan pariwisata, Arief (2005: 2), Pariwisata adalah segala sesuatu aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain yang sedang melakukan perjalanan (traveller), di samping untuk memenuhi kebutuhan dirinya.
Selanjutnya pengertian pariwisata oleh WTO dalam Jafari (2008:1) menyatakan The activities of a person outside his or her usual environment for less than a specified period of time, and whose main purpose of travel is other than exercise of an activity remunerated from the place visited , yang berarti aktifitas yang dilakukan seseorang diluar tempat tinggalnya berada dalam periode waktu tertentu, yang bertujuan untuk tidak bekerja/mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya.
Garner dalam Sudiarta (2005:115) berusaha mendefinisikan pariwisata secara lebih akademis, bahwa tourism is study of man away from his usual habitat, of the industry which respon to his needs and of the impact that he and the industry have on the host social cultural, economic, and physical environment. Dilihat dari apa yang diuraikan oleh Garner, tampaknya kegiatan pariwisata sangat dekat dengan dinamisnya kehidupan manusia yang di satu sisi didasari oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi disisi lain tidak terlepas dari akibat yang ditimbulkan oleh aktifitas tersebut, terutama dampaknya terhadap kehidupan sosbud, ekonomi, dan lingkungan fisik.
Menurut UU No 10 Tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam fenomena yang ditimbulkan akibat dari perpindahan orang-orang dari satu tempat yang merupakan asalnya ke tempat yang lain yang bukan tempat asalnya untuk kegiatan bersenang-senang, tidak mencari nafkah, bekerja, maupun menetap.
2.2. Implementasi Determinan Jasa Pariwisata
Ada lima faktor yang mempengaruhi (Determinan) kualitas jasa pariwisata sehingga dapat memberi kepuasan kepada pelanggan. Kelima dimensi tersebut antara lain :
1. Tangible
Bukti atau wujud langsung, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Reliability
Kehandalan , yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
3. Responsiveness
Responsif, yaitu keinginan para staff unutk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan yang tanggap.




4. Assurance
Jaminan, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. Assurance merupakan gabungan dari aspek-aspek :
a. Competence
Kompetensi, yakni keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan untuk melakukan pelayanan.
b. Courtessy
Kesopanan, yang meliputi keramah tamahan, perhatian dan sikap para karyawan.
c. Credibility
Kredibilitas, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan seperti reputasi, dan prestasi.
d. Security
Keamanan, yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan karyawan untuk memberikan rasa aman pada pelanggan.
5. Empathy
Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, kmunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.




BAB III
DESKRIPSI OBJEK WISATA

3.1. Arti Kata Sipiso-Piso
Nama air terjun yang dikelola oleh pemerintah daerah kabupaten Karo ini memiliki makna yang khas, yaitu sipiso-piso berasal dari kata pisau. Derasnya air yang berjatuhan dari atas bukit yang berketinggian mencapai 800 mdpl kelihatan seperti berbilah-bilah menyerupai isau yang tajam. Selain itu terdapat jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit membuat orang setempa menyebutnya piso dari tanah karo.
Air terjun tersebut dapat membawa daerah tanah karo menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Hal ini terjadi karena keunikan air terjun tersebut dengan airnya yang deras seperti bilah pisau yang tajam.
3.2.Tingkat Pengunjung Air Terjun Sipiso-piso
Berdasarkan dana yang diperoleh dari dinas pariwisata karo jumlah kunjungan wisatawan dan hasil pendapatan asli daerah (PAD) yang diperoleh di objek wisata tersebut menunjukan peningkatan. Pada tahun 2004 jumlah kunjungan wisatawan ke daerah itu sekitar 57.700 orang dengan retribusi PAD yang dihasilkan Rp 53.000.000, tahun 2005 jumlah kunjungan wisata 58.960 orang dengan PAD Rp 53.600.000. Pada tahun 2006 jumlah wisatawan 88.178 orang dengan PAD yang dihasilkan Rp 80.161.500, dan pada tahun 2011 jumlah wisatawan sekitar 150.000 dengan PAD yang dihasilkan Rp 150.000
Hal tersebut akan terus meningkat apabila adanya peranan pemerintah dalam mengembangkan objek wisata air terjun sipiso-piso yitu dengan cara melengkapi sarana dan prasarana. Tak hanya wisatawan domestik, wisatawan asing juga banyak yang mengunjungi air terjun Sipiso-piso seperti dari Belanda, Malaysia dan Prancis.
3.3. Peranan Pemerintah Kabupaten Karo
Berdasarkan data dari dinas pariwisata karo yang menunjukan bahwa tingkat pengunjung  setiap tahunnya ke air terjun sipiso-piso selalu meningkat. Dalam hal ini pemerintah kabupaten karo harus senantiasa membenahi segala infrastruktur termasuk sarana dan prasarana yang memadai setiap jalan yang mulus, penerangan jalan,pertamanan, sehingga menambah daya tarik wisatawan.
Selain sarana dan prasarana tersebut pada pemerintahan karo juga harus membangun tenpat penginapan di sekitar air terjun sipiso-piso tersebut, karena penginapan tentu merupakan hal yang penting bagi wisatawan. Sehingga para wisatawan  yang berkunjung ke daerah tersebut tidak terlalu jauh mencari penginapan.
Dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, meskipun tidak terlalu banyak ada perubahan fasilitas pariwisata yang dilakukannya. Terutama infrastruktur darat, danau dan air bersih untuk masyarakat tongging, namun sekarang infrastruktur yang pernh dibangun mulai rusak dan perlu diperbaiki. Oleh karena itu, pemerintah karo selaku pengelola air terjun sipiso-piso dituntut peranannya dalam melengkapi segala hal sarana dan prasarana demi kenyamnan wisatawan.
Apabila hal tersebut dilakukan pemerintah karo, maka dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat serta menambh pendapatan bagi masyarakat. Akan tetapi semua hal tersebut belum semua dilakukan oleh pemerintah kabupaten karo, disebabkan kurangnya perhatian terhadap objek wisata tersebut dan kurangnya dana yang digunakan dalam mengembangkan objek wisata tersebut.



BAB IV
PEMBAHASAN


4.1. Meningkatkan Determinan Kualitas Jasa
            Dalam memasarkan objek pariwisata, perlu dibangun fakror penentu (determinan) kualitas jasa sebagai ukuran sejauh mana objek wisata tersebut dikelola dan di kembangkan guna mamikat minat para wisatawan. seperti halnya objek wisata sipiso-piso perlu ditingkatkan determinan kualitas jasa pariwisatanya, seperti berikut ini :
1. Tangible ( Bentuk Fisik)
Objek wisata sipiso-piso adalah objek wisata dimana objek wisatanya adalah air terjun. Seperti halnya objek wisata air terjun yang ada di indonesia, sipiso-piso tidak kalah indahnya. Hanya saja perlu dikelola sebaik mungkin guna meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung.
            Adapun bentuk fisik yang perlu dibenahi oleh pengelola objek wisata si piso-piso:
  1. Menambah bangunan pemondokan bagi wisatawan yang ingin beristirahat sebelum dan setelah mandi di bawah air terjun seperti yang telah dilakukan air terjun indah yang ada di subulu sallam, Aceh.
  2. Membangun infrastruktur kamar mandi atau toilet.

            Atribut jasa pariwisata dari segi bentuk fisik:
1)      Peralatan Modern.
Menyangkut peralatan-peralatan yang ada di objek wisata tersebut. Misalkan peralatan mandi menggunakan ban, pelampung khusus untuk anak kecil.
2)      Fasilitas Visual yang menarik.
Menyangkut fasilitas-fasilitas yang ada pada objek wisata, seperti tersedianya kamar mandi agar para pengunjung tidak sembarangan untuk buang air. Tersedianya ruang ganti yang terpisah antara pria dan wanita, agar penumpang saat hendak mandi dapat mengganti pakaian.
Misal yang lain membangun pemondokan unik yang tidak hanya sebagai tempat beristirahat saja melainkan memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjung.
3)      Penampilan Karyawan
Wisatawan tentu melihat para karyawan pada pandangan pertama mereka terhadap jasa yang diberikan saat berkunjung ke objek wisata sipiso-piso. Untuk itu perlu diperhatikan kebersihan dari para pemberi jasa di objek wisata seperti pengantar pesanan makanan atau minuman.


2. Reliability (keandalan)
Akses objek wisata sipiso-piso tidak begitu dikenal oleh wisatawan lokal maupun luar negeri. Hal ini terbukti dengan tidak adanya panplet atau baliho yang menunjukan bahwasanya di daerah tersebut terdapat objek wisata air terjun yang indah.
Atribut mutu jasa menurut keandalan:
  1. Memberikan layanan sesuai janji.
  2. Ketergantungan dalam menangani masalah layanan pelanggan.
  3. Melakukan layanan saat pertama kali wisatawan berkunjung.
  4. Menyediakan layanan pada waktu yang dijanjikan.
  5. Mempertahankan rekor bebas cacat.


3. Responsiveness (Cepat Tanggap)                                
Pengelola objek wisata sipiso-piso perlu membangun sarana informasi bagi wisatawan yang mungkin baru pertama kali berkunjung di tempat wisata air terjun. Misalnya membangun pos informasi dan mendidik pegawainya agar cepat tanggap terhadap wisatawan yang berkunjung.

Atribut jasa pariwisata dari segi cepat tanggap:
1. Mengusahakan pelanggan tetap.
2. Layanan yang tepat pada pengunjung.
3. Keinginan untuk membantu pengunjung.
4. Kesiapan untuk menanggapi permintaan pengunjung, misal pada saat pengunjung yang berasal dari luar daerah yang baru pertama kali berkunjung meminta bantuan untuk mengantarkan hingga objek wisatanya.

4. Assurance (jaminan)
Jaminan mencakup pengetahuan,kemampuan,dan sifat yang dapat dipercaya,bebas dari bahaya,resiko dan keragu-raguan. ada dua aspek Assurance yang perlu dibangun yaitu credibility dan security.
a.       Credibility
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada objek wisata seperti reputasi dan prestasi.
b.      Security
Keamanan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan objek wisata dan pengelola memberikan rasa aman kepada wisatawan. wisata sipiso-piso perlu dibangun securitynya antara lain :
ü  Askses menuju objek wisata perlu dibenahi, seperti pembatas tangga. dimana disisi kiri merupakan jurang yang sangat dalam. hal ini membuat isatawan merasa tidak nyaman (takut) ketika melintas ditangga tersebut.
ü  panplet sehubungan dengan apa yang boleh dilakukan dan tidak. misalnya menggunakan kata-kata tidak senonoh atau tidak sopan didaerah objek wisata yang mungkin akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.



Atribut jasa pariwisata dari segi jaminan yang diberikan:
  1. Karyawan membangkitkan kepercayaan kepada pengunjung.
            Pengelola mampu meyakinkan pengunjung dengan bukti-bukti yang relevan bahwa pengelola mampu memberikan jaminan terhadap keamanan.
  1. Membuat Pengunjung merasa aman dalam transaksi mereka.
            Hal ini menyangkut bagaimana proses pembelian tiket masuk apakah ada calo yang memungkinkan harga penjualan tiket menjadi lebih mahal atau penjualan tiket masuk yang sudah tidak berlaku lagi.
  1. Karyawan yang santun.
            Yaitu menyangkut bagaimana karyawan dalam melayani pengunjung dengan sopan, tutur kata yang enak didengar, selalu senyum ketika pengunjung merasa tidak nyaman.
4. Karyawan memiliki pengetahuan untuk menjawab pertanyaan pengunjung.
            Wisatawan berwisata tidak hanya ingin menikmati panorama alam saja. Wisatawan bisa saja ingin mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi di objek wisata, hal apa yang menarik di objek wisata sipiso-piso yang tidak dapat di lihat secara kasat mata atau mencoba suatu pengalaman yang baru.

5. Empathy
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik terhadap wisatwan dan memahami kebutuhn wisatawan.
Atribut jasa pariwisata dari segi empati:
1.Memberikan perhatian individual.
2. Karyawan yang peduli dengan pengunjung.
3. Karyawan memahami kebutuhan pengunjung.

4.2. Determinan Kualitas Jasa Dominan
Setiap jasa memiliki determinan kualitas jasa dominan yang berbeda-beda. hal ini bertujuan untuk dapat memperbaiki determinan kualitas jasa yang tepat sasaran. karena apabila dalam waktu yang bersamaan kelima determinan kualitas jasa di lakukan pada objek wisata sipiso-piso membutuhkan sumber modal yang besar dan waktu yang lama.
Untul itu, dari hasil amatan kami, kami melihat determinan kualitas jasa yang perlu segera dibenahi adalah reability atau keandalanya dan cepat tanggapnya. betapa tidak, pengelola tidak menganggap pengunjung beharga. ketika membeli tiket masuk, pengelola tidak memberikan sambutan yang baik kepada pengunjung, bahkan pengelola tidak peduli kepada pengunjung. “setelah beli tiket, masuk”. begitulah istilahnya tanpa memperhatikan kemana pengunjung pergi.
Memperbaiki ini tentu perlu perhatian dan pelatihan kepada karyawan atau pengelola objek wisata sipiso-piso bahwa layanan dan sambutan kepada pengunjung sangatlah penting guna menciptakan pengalaman yang mengesan kan dari para pengelola wisata.


















BAB V
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
            Dari uraian yang telah dijelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)      Determinan kualitas determinan jasa pada objek wisata sipiso-piso masih jauh dari apa yang diharapkan, akan tetapi masih dapat ditingkatkan jika dilaksanakan sesuai atribut kualitas jasa.
2)      Dari segi determinan kualitas jasa, salah satu yang paling penting di perbaiki adalah reability (keandalanya)dan kecepat tanggapanya. karena objek ini kurang dikenal masyarakat laus disebabkan kurangnya sambutan pada wisatawan yang baru pertama berkunjung sehingga menyebabkan pengalaman yang buruk bagi pengunjung.

3.2. Saran
            untuk dapat lebih meningkatkan determinan kualitas jasa pada bjek wisata sipiso-piso, kami memberikan saran sebagai berikut :
1)      pengelolaan objek wisata hendaknya tidak hanya dianggap sebagi usaha musiman. artinya usaha pengelolahan objek wisata hendaknya selalu berkesinambungan dan tidak hanya di kelola ketika pada hari-hari besar.
2)      Dalam pengembangan objek wisata sipiso-piso tidak terlepas dari campur tangan pemerintah. karena dampak positif dari perkembangan objek wisata tidak hanya menambah penghasilan golongan tertentu, melainkan akan meresap ke seluruh lapisan masyarakat.





DAFTAR PUSTAKA


Hardiyati, Ratih. 2008, analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen menggunakan jasa penginapan (villa) agrowisata kebun teh pagilaran, (online),(http://eprints.undip.ac.id/23450/1/Skripsi.pdf, dikses 22 oktober 2011)
________.2010, Artikel   determinan kualitas jasa pariwisata, (online)  (http://berita.agenbola.com/berita-lain/determinan-kualitas-jasa-pariwisata.html, diakses 22 oktober 2011)
________.2011, Artikel : determinan kualitas jasa pariwisata, (online), (http://berita.agenbola.com/?s=determinan+kualitas+jasa+pariwisata, diakses 21 oktober 2011)
________.2011, Artikel : dterminan motivasi perjalanan wisata, (online), (http://madebayu.blogspot.com/2010/02/determinan-dan-motivasi-perjalanan.htm\, diakses 20 oktober 2011)
________.2009, Skripsi : babII tinjauan pustaka, (Online), ( : http://madebayu.blogspot.com/2010/02/determinan-dan-motivasi-perjalanan.html, diakses 22 oktober 2011)
________, Makalah : determinan kualitas jasa pariwisata, (Online),(http://berita.agenbola.com/berita-lain/makalah-determinan-kualitas-jasa-pariwisata.html, diakses 21 oktober 2011)
Kotler, Philip/ Keller, Kevinlane. 2006, manajemen pemsasaran: edisi 12, jilit 2, PT. INDEX
Nirwandar, sapta. Pembangunan sector pariwisata di era otonomi, (online), (http://www.budpar.go.id/page.php?ic=541&id=440, diakses 23 oktober 2011)
Taufiq, Mohammad. 2011, Pariwisata dan pergeseran budaya, (online) , (http://www.budpar.go.id/page.php?ic=543&id=148, diakses 19 oktober 2011)
Subadra,Nengah, makala :  dampak pariwisata terhadap kehidupan masyarakatdesa kerangan, ( online), (http://informasidantips.com/tag/makalah-pariwisata/, diakses 23 oktober 2011)